Nikahku Ibadahku - Kajian Pra Nikah 1


Pernah tidak kalian mengikuti sejenis seminar ataupun workshop yang mengangkat topik mengenai pernikahan? Kalau saya sendiri jujur baru pertama kali mengikuti ahad kemarin. Karena topiknya mengenai pernikahan, akhwat jomblo yang belum menikah mana coba yang tidak ingin pengin dapetin ilmunya dari kajian seperti itu, hihi begitu pun saya. Di sini saya akan mengulas sedikit mengenai apa aja sih yang udah pembicaranya kasih selama kajian pra nikah tersebut. Sebenarnya bakal ada lima topik yang akan dibicarain untuk lima pertemuan. Namun sayang, tiap kajian ini hanya dilakukan satu kali dalam sebulan. So, tenang aja saya akan usahakan berbagi tiap topiknya selama lima bulan ke depan. Sebelum bahasa topic yang pertama, yuk kita intip apa aja si kelima topik kajian pra nikah yang akan disampaikan oleh Ummi Cici. Check these out guys…
Topik Kajian Pra Nikah selama lima bulan ke depan:

1-   Nikahku ibadahku
2-   Mau nikah? Apa persiapanmu?
3-   Islamic Wedding
4-   Rumahmu ladang pahalamu
5-   Kamulah takdirku

Nah… udah lihat kan apa saja materi – materi yang akan dibahas selama lima bulan ke depan. Ups… jangan pada baper semua sama topik-topik yang menarik ini yaa.. hihi. Okey kita langsung bahas yuk untuk topik yang pertama, yaitu NIKAHKU IBADAHKU. Selamat membaca semua…. ^_^


NIKAHKU IBADAHKU

Dalam kamus Al Qamus Al Muhith, Rumah atau Al Bait bermakna kemuliaan, istana,  keluarga, menikahkan, atau orang yang mulia. Rumah tidak hanya sekedar bermakna tempat tinggal tetapi juga bermakna sebagai penghuninya dan suasananya. Maka tak heran, jika suasana rumah di dalamnya itu bermacam-macam. Rumah bisa menjadi kuburan jika tidak ada sama sekali komunikasi antara orangtua dan anak-anaknya. Rumah pun bisa menjadi pasar atau terminal jika antarpenghuninya saling berbicara satu sama lain dan tidak mau mengalah untuk bercerita. Dan rumah bisa menjadi seperti masjid jika selalu ada kebaikan yang diciptakan di dalamnya karena malaikat selalu masuk dan mendoakan para penghuni di dalamnya. Seperti itulah kondisi rumah dan seisinya. Pasti semua umat islam yang sudah berumah tangga ingin sekali memiliki kondisi rumah seperti di dalam masjid dimana ayat-ayat suci selalu dilantunkan oleh penghuninya dan kebaikan-kebaikan selalu menyatu di dalamnya. Sehingga ketika rumah kita didalamnya seperti suasana di dalam masjid, maka istilah Baiti Jannati atau Rumahku Surgaku patut untuk disandang.
Para orang tua yang ingin membangun sebuah rumah tangga yang islami harus mengerti apa saja karakter-karakternya, di antara lain:


  • Rumah tangga itu tegak di atas landasan ibadah artinya rumah tangga itu harus didirikan dalam rangka ibadah kepada Allah SWT. Kita tidak akan rugi kok kalau semuanya yang kita lakukan diniatkan ibadah kepada Allah karena selain kita akan dapat ganjaran kebaikannya, kita juga akan dapat keberkahannya di dalam rumah tangga tersebut.
  • Nilai-nilai Islam terinternalisasi secara kaffah. Setiap anggota keluarga harus berusaha komitmen terhadap adab-adab Islami karena orang tua juga harus memberi contoh kepada anak-anaknya. Contoh adab-adab Islami yaitu mengetuk pintu dan mengucapkan salam ketika masuk rumah, masuk WC dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan, dan masih banyak yang lain.
  • Hadirnya Qudwah yang nyata. Qudwah di sini artinya contoh. Orang tua memiliki posisi yang penting mengenai pemberian contoh-contoh dalam kehidupan sehari-sehari yang berdasarkan syari’at Islam kepada anak-anaknya.
  • Masing-masing anggota diposisikan secara syari’at. Dalam Islam, Allah SWT telah memberikan hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi masing-masing anggota secara tepat dan manusiawi. Contohnya yaitu seorang suami. Ia bertanggung jawab besar terhadap kelangsungan hidup rumah tangga dari segi moral dan material. Suami lah yang bertugas menafkahi istri dan anak-anaknya. Sebaliknya, seorang istri adalah pemimpin rumah tangga. Dia bertanggung jawab melakukan semua hal-hal ynag berkaitan dengan tanggung jawabnya sebagai istri dan anak-anaknya di rumah dari menyiapkan sarapan, mencuci baju, dan yang lainnya. Satu hal lagi, meskipun seorang istri bekerja, uang yang dia hasilkan tidak wajib untuk digunakan dalam kebutuhan sehari-harinya.
  • Terbiasa untuk taawun atau tolong-menolong dalam menegakkan adab-adab Islami. Setiap anggota keluarga dapat berkhidmat dalam setiap kebaikan di dalamnya.
  • Rumah terkondisikan bagi terlaksananya peraturan Islam. Terkondisikan di sini maksudnya yaitu penataan letak rumah atau barang-barang dibuat sedemikian rupa untuk memudahkan para penghuninya untuk melaksanakan syari’at Islam.
  • Tercapainya kebutuhan materi secara wajar. Dalam mewujudkan rumah tangga yang Islami, tak lepas pula dari faktor biaya walaupun materi bukan menjadi datu-satunya tujuan dalam segalanya.
  • Rumah tangga dihindarkan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan semangat Islam.
  • Anggota keluarga terlibat aktif dalam pembinaan masyarakat yaitu diperlukan upaya istilh mujtama’ atau perbaikan di masyrakat agar terbentuk bi’as sholihah atau lingkungan yang baik.
  • Rumah tangga dijaga dari pengaruh lingkungan yang buruk. Dalam kondisi sebuah keluarga yang tidak mampu memberikan nilai kebaikan maka harus mampu membentengi anggota keluarganya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

enjoy SCOUTING *)

Healthy is the umbrella of body

Studying habit for our best quality